Zaman Praaksara

Zaman Praaksara di Indonesia 

     Masa praaksara antara satu bangsa dengan bangsa yang lain berbeda sesuai dengan kemampuan manusia pendukungnya mengenal aksara. Penemuan fosil dan artefak di Indonesia menjelaskan tentang manusia purba yang pernah ada di Indonesia dan bagaimana cara manusia purba bertahan hidup.

Pengertian Zaman Praaksara


Pengertian Zaman Praaksara


    Zaman praaksara atau zaman prasejarah adalah zaman manusia belum mengenal tulisan. Zaman praaksara juga disebut zaman nirleka, yang berarti zaman ketika tulisan belum ditemukan (nir = tidak; leka = tulisan aksara).
Zaman Praaksara dimulai sejak manusia ada di muka bumi sampai dengan saat manusia mengenal tulisan. Sejarah dan praaksara berbicara mengenai peristiwa atau kejadian yang berlangsung pada masa lalu. Perbedaannya, sejarah meninggalkan bukti-bukti tertulis, sedangkan praaksara meninggalkan bukti-bukti yang tidak menorehkan tulisan.

Kurun Waktu Masa Praaksara

Bumi merupakan planet tempat tinggal manusia dan makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Usia bumi diperkirakan sekitar 4.500 juta tahun. Perkembangan bumi dapat diketahui melalui ilmu geologi, yakni ilmu tentang komposisi, struktur dan sejarah bumi. Berdasarkan ilmu geologi, bumi terbagi dalam empat zaman, yaitu.
Arkeozoikum adalah zaman tertua dalam sejarah perkembangan bumi beserta segala hal yang hidup di bumi, berumur kira-kira 545-4.500 juta tahu lalu. Pada masa itu, keadaan  bumi belum stabil, kulit bumi masih tahap pembentukan, dan udara masih sangat panas sehingga belum tampak tanda-tanda kehidupan.
Setelah itu, terjadi penurunan suhu yang memungkinkan munculnya suatu kehidupan. Hal itu terjadi pada akhir Arkeozoikum.
Paleozoikum merupakan kelanjutan dari Arkeozoikum dan diperkirakan berumur sekitar 245-545 juta tahun yang lalu. Pada masa Paleozoikum, bumi lambat laun menjadi dingin  dan tanda-tanda kehidupan semakin jelas, yakni dengan munculnya makshluk bersel satu seperti bakteri. Pada masa itu, telah muncul pula sejumlah makhluk hidup sejenis ikan maupun binatang amfibi, walaupun dalam jumlah sedikit.

Komentar